30 Okt 2020

BACAAN DAN MELAGUKAN AL-QUR'AN

Halo, bagaimana kabarnya?
Disini saya akan mencoba membahas tentang Bacaan Al-Qur'an dan Melagukannya. Semoga membantu kalian semua. 
Simak saja ya.. 



ADAB MEMBACA AL QUR'AN

• Membersihkan mulut dengan siwak atau lainnya
• Diutamakan dalam keadaan suci
• Jika orang yang berjunub atau perempuan yang haid tidak menemukan air, maka dia bertayamum dan diharuskan baginya membaca Al-Qur'an dan kewajiban lainnya
• Disunnahkan di tempat yang bersih, suci, dan terpilih
• Diutamakan menghadap kiblat
• Memohon perlindungan dengan membaca ta'awudz
• Membaca basmalah
• Bersikap khusyuk dan merenungkan maknanya ketika membaca Al-Qur'an


PAHALA MEMBACA AL QUR'AN

     Allah SWT berfirman dalam QS Fathir [35]:29-30 yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah SWT dan mendirikan shalat dna menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam ddan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah SWT menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengampun Maha Mensyukuri."
1. Menjadi manusia yang terbaik
2. Diberi kenikmatan yang tiada bandingnya
3. Al-Qur'an memberi syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat.


SEJARAH QIRA'AH SAB'AH

     Pada awal permulaan Islam, para sahabat mempelajari Al-Qur’an secara langsung dari Rasulullah SAW sebagai penerima wahyu. Sebagian sahabat juga menerima setoran hafalan Al-Qur’an dari sahabat yang lain dan juga para tabi’in. Bahkan di antara mereka ada yang dikirim ke berbagai belahan wilayah Islam ketika itu untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada penduduk setempat.

     Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak orang yang mempelajari Al-Qur’an secara intensif, sehingga banyak Imam ahli qiraat yang muncul. Namun, ada beberapa perbedaan dalam bacaan Al-Qur’an mereka. Meski demikian, pada abad kedua dan ketiga hijriyah, mayoritas umat Islam di masing-masing wilayah mengikuti bacaan dari imam qiraat tertentu. Penduduk Madinah mengikuti bacaan imam Nafi’, penduduk Mekkah mengikuti bacaan imam Ibnu Katsir, penduduk Syam mengikuti bacaan imam Ibnu Amir, dan lain sebagainya. Ibnu Mujahid mengumpulkan bacaan tujuh imam qiraat dalam kitabnya berjudul “As-Sab’atu fi al-Qiraa’aat”.

     Bacaan mereka dipilih karena bacaan mereka banyak dipakai dan disebarluaskan (mutawatir), sesuai dengan tulisan dalam mushaf dan kaidah bahasa Arab, serta diriwayatkan dengan sanad yang shohih. Di samping itu, mereka adalah imam-imam qiraat yang dikenal shaleh dan terpercaya (tsiqah).


HIKMAH QIRA'AH SAB'AH

• Memperkokoh kesatuan ummat.
• Bukti keagungan Al-Qur’an.
• Memberikan kelegaan pada umat.
• Ibadah dalam Islam sangatlah mudah.
• Merupakan indikasi mutlak bahwa Al-Qur’an adalah benar-benar firman Allah. 
• Merupakan bukti yang kuat atas kebenaran Rasulullah SAW.
• Mengindikasikan keagungan umat Islam.
• Menunjukkan bahwa kitab Allah terpelihara dari penyimpangan.
• Hikmah yang paling agung adalah mempermudah umat dalam urusan.


SEJARAH ILMU TAJWID

     Ilmu tajwid telah bermula sejak Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah saw. sendiri diperintah untuk membaca Al-Qur'an dengan tajwid dan tartil seperti yang disebut dalam Ayat 4, Surah al-Muzammil. "Bacalah Al-Qur'an itu dengan tartil (perlahan-lahan)." Kemudian Nabi Muhammad saw. mengajarkan ayat-ayat tersebut kepada para sahabat dengan bacaan tartil.

     Sayyidina Ali r.a., apabila ditanya tentang apakah maksud Al-Qur'an dibaca secara tartil maka beliau menjawab, " Membaguskan sebutan atau pelafalan bacaan pada setiap huruf dan berhenti pada tempat yang betul." 

     Ini menunjukan bahwa pembacaan Al-Qur'an bukanlah suatu ilmu hasil dari ijtihad (fatwa)para ulamayang diolah berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Sunah, melainkan sesuatu yang taufiqi.

     Para sahabat r.a. adalah orang-orang yang amanah dalam mewariskan bacaan ini kepada generasi umat Islam selanjutnya. Mereka tidak akan menambah ataupun mengurangi apa yang telah mereka pelajari itu karena rasa takut mereka yang tinggi kepada Allah Swt.


     Meskipun demikian, penulisan ilmu tajwid yang paling awal dianggap ketika Usman melengkapi mushaf dengan tanda titik dan garis atau harakat. Gerakan ini dilakukan karena umat Islam mulai melakukan kesalahan-kesalahan dalam membaca Al-Qur'an. 

     Sebelumnya Usman menyiapkan mushaf Al-Qur'an sebanyak enam atau tujuh buah. Beliau telah membiarkan tanpa titik-titik huruf dan baris-baris untuk memberi keluasan kepada para sahabat dan Thabi'in pada masa itu untuk membacanya sebagaimana yang mereka ambil dari Rasulullah saw. sesuai dengan lahjah (dialek) bangsa Arab macam-macam.

     Setelah berkembang luasnya agama Islam ke seluruh tanah Arab serta jatuhnya Roma dan Parsi ke tangan umat Islam pada tahun pertama dan kedua Hijriah, bahasa Arab mulai bercampur dengan Bahasa penduduk.

     Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam membacanya maka baris dan titik pada huruf-hurufnya. Ilmu Qiraat yang paling awal ialah apa yang telah dihimpun oleh Abu 'Ubaid al-Qasim Ibnu Salam dalam kitabnya al-Qiraat tetapi ada yang mengatakan apa yang telah disusun oleh Abu 'Umar Hafs ad-Duri dalam ilmu Qiraat adalah lebih awal.

     Pada kurun ke-4 Hijriah pula, lahir Ibnu Mujahid al-Bagdadi dengan karangannya. Setelah itu lahir para ulama yang memelihara kedua ilmu ini dengan karangan-karangan mereka dari masa ke masa, seperti Abu 'Amr ad-Dani dengan kitabnya at-Taysir, Imam asy-Syatibi Tahani dengan kitabnya Hirzul Amani wa Wajhut Tahani yang menjadi tonggak kepada karangan-karangan para tokoh yang sezaman dan yang setelah mereka. Akan tetapi, yang jelas dari karangan-karangan mereka ialah ilmu Tajwid dan ilmu Qiraat senantiasa bergandengan, ditulis dalam satu kitab tanpa dipisahkan pembahasannya. Penulisan ini juga diajarkan kepada murid murid mereka. 

     Kemudian, lahir pula seorang tokoh yang amat pentingdalam ilmu Tajwid dan Qiraat, yaitu Imam (ulama) yang lebih terkenal dengan nama Ibnul Jazari dengan karangan beliau yang masyhur.


SEJARAH MAKHARIJUL HURUF

     Pada suatu hari, Abul Aswad addu’ali berjalan di sebuah gang sempit dan mendengar seseorang yang sedang membaca awal surat At-Taubah. Pada ayat tersebut, kata yang bercetak tebal dibaca wa rasuuluh akan tetapi orang itu membaca ayat tersebut dengan wa rasuulih. Mungkin kelihatannya hanya persoalan sepele (karena hanya masalah harakat) akan tetapi, dalam bahasa arab perubahan harakat bisa mengakibatkan adanya perubahan makna dari yang awalnya bermakna “bahwsanya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari kaum musyrik” berubah menjadi “Allah berlepas diri dari kaum musyrik dan Rasul-Nya” (na’udzubillah min dzalik). Setelah mendengar bacaan itu, abul aswad terkejut dan berkata “maha suci Allah, semoga Allah tidak berlepas diri dari Rasul-Nya.” lalu beliau datang kepada khalifah.

     Setelah orang-orang a’jam masuk islam, para ulama mulai menyadari pentingnya kaidah-kaidah dalam A-Qur’an agar orang-orang tidak melakukan kesalahan. Misal, dalam al-Qur’an terdapat huruf ha ح) ) seperti dalam surat Al-Fatihah.

     Sedangkan huruf tersebut tidak terdapat dalam bahasanya, maka sebagian orang membaca dengan mengganti haح) ) menjadi ha ه)) Atau menjadi kha خ)) . Padahal kedua-duanya salah dan apabila hal ini terus dibiarkan, niscaya huruf-huruf Al-Qur’an akan hilang. Dan dengan hilangnya huruf-huruf tersebut akan hilang pula makna Al-Qur’an yang telah diwahyukan oleh Allah di dalamnya. Jika diumpamakan, makna bagaikan air dan lafadz bagaikan gelas. Sebagaimana telah diketahui bahwa bentuk air akan selalu mengikuti bentuk tempat yang ditempatinya.

     Demikian pula lafadz, ketika kita sedang melafadzkan sebuah kata misalkan (عسى) kata ini bermakna harapan. Akan tetapi jika huruf sin dalam kalimat ini kita tebalkan, yakni (عصى ) maka arti dalam kata ini sudah berubah sebagaimana pindahnya air ke tempat yang lain. 

     Ada seorang ulama’ besar –sesudah Abul Aswad- yakni Khalil Ibnu Ahmad al-Farahidi, muridnya yang bernama di bawah berkata:
 ان الخليل ذاق الحروف
 
“Sesungguhnya khalil dapat merasakan huruf”

     Padahal biasanya yang dirasa oleh orang- orang adalah makanan atau minuman. Dalam hal ini sibawaih mengumpamakan huruf dengan makanan dan minuman. Karena pada suatu hari khalil mencoba untuk melafadzkan huruf-huruf tersebut dan mencobanya dengan berbagai harakat kemudian beliau menuliskan tempat-tempat keluarnya. misal huruf kha’ keluar dari tenggorokan paling atas, huruf ba’ keluar dari kedua bibir dan lain sebagainya.


HIKMAH ILMU TAJWID DAN MAKHARIJUL HURUF

• Mengetahui cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar
• Mampu membaca Al-Qur’an sesuai kaidah yang benar
• Menjaga lidah dari terjadinya kesalahan saat membaca Al-Qur’an (Lahn)

     Kesalahan sepele dalam membaca harakat, huruf, ataupun suatu kalimat akan dapat mengubah maksa sesungguhnya dari Al-Qur’an itu sendiri. Begitu juga halnya, kita tidak diperbolehkan mengganti salah satu kalimat yang ada di dalam Al-Qur’an dengan kalimat dalam bahasa arab yang lainnya.



Nahh itu tadi beberapa yang bisa saya sampaikan. Apabila masih ada kekurangan atau ada yang perlu ditanyakan, silahkan komen dibawah. Insyaallah saya akan membalasnya.

Untuk pembahasan selain tentang Islam juga boleh. Mungkin nanti saya juga akan membahas diluar konteks Agama. Bisa tentang film, novel, komik, musik, ataupun sejarah. So..
Terima kasih.. see you next time and peace ✌️

25 Okt 2020

PENGERTIAN AYAT DAN SURAT DALAM AL QUR'AN

Pengertian

Ayat ialah kalimat dalam al-Qur'an, ia diketahui secara tauqifi (dengan nash dari Rasulullah saw.), bukan secara qiasi (analogi). Karena itu mereka menghitung (الٓمٓ) dan (الٓمٓصٓ) masing-masing sebagai satu ayat, tetapi tidak menghitung (الٓمٓ) dan (ألر), (حم) dan (يسٓ) masing-masing dihitung sebagai satu ayat, tetapi tidak demikian dengan (طسم), ayat hutang di surat al-Baqarah 282 panjangnya satu halaman penuh. Ayat adalah satu kata. menurut kesepakatan, tidak sah shalat dengan membaca hanya separuh ayat. 

Al-Suratu dari kata al-su'ru yang artinya sisa minuman di dalam bejana. Karena itu, ia seakan-akan bagian al-Qur'an. Al-Suratu juga berarti kedudukan yang tinggi, sebab ia adalah kalam Allah yang tinggi.

Jumlah Ayat 

Para ulama sepakat mengatakan bahwa jumlah ayat al-Qur’an lebih dari 6.200 ayat. Namun berapa ayat lebihnya, mereka masih berselisih pendapat. 
Ada orang yang menghitung dua ayat menjadi satu. Dan sebaliknya juga ada yang menghitung satu ayat jadi dua. Padahal kalau dibaca semua lafadz Quran itu, semuanya sama dan itu itu juga. Tidak ada yang berbeda.
Perbedaan dalam menghitung jumlah ayat ini sama sekali tidak menodai Alqur’an. Kasusnya sama dengan perbedaan jumlah halaman mushaf dari berbagai versi percetakan. Setelah dijumlahkan didapatkan bahwa jumlah ayat di dalam Alqur’an adalah 6236 ayat tanpa memasukkan 112 bismillah di awal surat Jika dimasukkan kedalam perhitungan jumlahnya menjadi 6348 ayat, tetap tidak sampai 6666. Jumlah ini ternyata sama dengan jumlah ayat dalam list al-Qur’an digital. Allahu alam.
                                                                            
Jumlah Surat 

Al-Qur'an dibagi menjadi 114 bab yang disebut "surah". "Surah" itu diatur berdasar panjangnya, dari yang terpanjang sampai yang terpendek, kecuali yang pertama (Surah Al-Fatihah), yang disebut "Pembukaan". Al-Qur'an terdiri atas 114 surah.

Ayat-ayat Yang Pertama Turun 

Ada empat pendapat ulama tentang yang pertama diturunkan secara mutlak

1. Yang pertama kali diturunkan adalah Surat Al-‘Alaq ayat 1-5
2. Pendapat ini berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah RA
3. Yang pertama kali diturunkan adalah Surat Al-Mudatsir 74:1-5
4. Pendapat ini juga berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim
5. Yang pertama kali diturunkan adalah Surat Al-Fatihah
6. Berdasarkan hadits riwayat Baihaqi dengan sanadnya dari Abi Maisarah 'Umar ibn Syurahbil.
7. Yang pertama kali diturunkan adalah Bismillahirrahmanirrahim.
8. Berdasarkan hadits riwayat al-Wâhidi dengan sanadnya dari Ikrimah dan al-Hasan.

Ayat-ayat Yang Terakhir Turun 

Para ulama berbeda pendapat tentang ayat yang terakhir diturunkan secara mutlak. Masing-masing pendapat berdasarkan kepada atsar dari sahabat, dan tidak satupun pendapat yang berdasarkan hadits marfû’. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Surat Al-Baqarah 278
2. Surat Al-Baqarah 281
3. Surat Al-Baqarah 282
4. Surat Ali 'Imrân 195
5. Surat An-Nisâ’ 93
6. Surat An-Nisâ’ 176
7. Surat Al-Mâidah 3
8. Surat At-Taubah 128-129
9. Surat Al-Kahfi 110
10. Surat An-Nashr.

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT

Muhkam adalah sesuatu yang dikokohkan, jelas, fasih dan membedakan antara yang hak dan batil.
Karakteristik Muhkamat : 
• Lafal yang diletakkan untuk suatu makna yang kuat dan mudah dipahami
• Ayat yang maknanya sudah jelas,tidak samar lagi

Mutasyabih secara bahasa berasal dari kata syabaha, yakni bila salah Syubhah ialah keadaan di mana satu dari dua hal itu tidak dapat dibedakan dari yang lain karena adanya kemiripan di antara keduanya secara konkrit atau abstrak.
Karakteristik Mutasyabihat : 
 • Ayat yang maknanya belum jelas sehingga memerlukan petakwilan untuk mengetahui maksudnya.
 • Ayat mutasyabih memiliki kesamaran pada lafal dan maknanya.

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK AYAT MAKIYAH DAN MADANIYAH

Surah Makkiyah
ialah ayat-ayat yang diturunkan di Makkah selama dua belas tahun lima belas bulan tiga belas hari; terhitung sejak 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam sampai 1 Rabi’ul Awwal tahun ke-54 dari tahun kelahirannya. Ayat-ayat Makkiyah ini ada 86 surah atau 4.780 ayat. 

Ciri surah Makkiyah umumnya pendek-pendek, seperti surah al-lkhlas. Surah Makkiyah diawali dengan kalimat “Ya ayyuhan nas” atau “Ya ayyuhal insan” dan berhubungan dengan akidah. Ciri lainnya terdapat kata “Kalla” yang disebut sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surah, ayat sajdah yang berjumlah enam belas ayat, terdapat kisah para Nabi dan umat terdahulu, kecuali al-Baqarah dan Ali ‘Imraan, mengandung seruan beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, terdapat kalimat sumpah pada setiap surahnya, dan diawali dengan huruf-huruf singkatan seperti alif lam mim, alif lam ra, ha mim, dan lainnya (kecuali surah al-Baqarah dan Ali ‘lmraan).

Surah Madaniyah
ialah ayat-ayat yang ke Madinah selama sembilan tahun sembilan bulan sembilan hari; terhitung sejak nabi berhijrah ke Madinah sampai pada 9 Dzulhijjah tahun ke-63 dari tahun kelahirannya. Ayat-ayatnya berjumlah 1.510 ayat dan mencangkup 28 surat. Setiap ayat yang turun setelah hijrah ke Madinah termasuk ke dalam surah Madaniyah.

Adapun ciri ayat-ayatnya Madaniyah adalah panjang-panjang (tiwal), diawali dengan perkataan yaa ayyuhalladzina aamanu (wahai orang-orang yang beriman), kebanyakan berisi hukum-hukum, menceritakan orang-orang Mukmin, dan membicarakan orang , dan membicarakan orang ang berhijrah (kaum Muhajirin), kaum Anshar, dan kaum munafik serrta ahli kitab.

17 Okt 2020

Pemeliharaan dan Pewahyuan Al-Qur'an

    Al Qur'an sangat dijaga dan dipelihara oleh Nabi dan para tokoh-tokoh Islam seperti Abu Bakar ash Shiddiq, Umar bin Khattab serta Ustman bin'Affan. Keorisinalitasnya juga terpelihara. Wahyu adalah hubungan gaib antara sang Pencipta dengan para utusan-Nya. Proses turunnya Al Qur'an secara global dan beetahap dengan tujuan yang baik dan memiliki faedah. Banyak hikmah yang dapat diambil dari turunnya Al Qur'an. Serta dijaman sekarang ini kita harus memelihara Al Qur'an dengan cara membacanya dan mengamalkan nya dalam hidup kita. Menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup. Menjadi umat islam kita juga harus tau bagaimana sejarah Al-Qur'an menjadi pedoman hidup sampai sekarang ini dari pemeliharaannya sampai pewahyuan.



PEMELIHARAAN AL QUR'AN MASA NABI 

I. HAFALAN :
• Al Qur'an berisi aturan hidup yang harus dijalankan
• Al Qur'an tanda keagungan Allah yang memiliki I'jaz salah satunya segi balaghohnya
• Kedudukan terhormat para huffadz


II. TULISAN :
• 'Usub (pelepah kurma yang sudah dipisah dari batangnya)
• Al-Likhaf (lempengan-lempengan batu halus)
• Al-al Riqa' (daun-daun/kulit pohon tertentu)
• Al-Aqtab (papan yang digunakan pada punggung onta sebagai penyangga)
• Qitha' Al-Adim (potongan-potongan kulit unta/kulit kambing)


III. JURU TULIS AL QUR'AN MASA NABI

1. Abu Bakar Al Shiddiq
2. Umar Ibn Al Khattab
3. Ustman Ibn Affan
4. Ali Ibn Abi Thalib
5. Zaid bin Tsabit
6. Ubay bin Ka'ab
7. Mu'adz bin Jabal
8. Muawiyah bin Abi Sufyan


IV. PEMELIHARAAN AL QUR'AN MASA ABU BAKAR ASH SHIDDIQ

1. Para sahabat (hafiz Al Qur'an) syahid
2. Meminta Zaid bin Tsabit mengumpulkan Al Qur'an
3. Setiap helaian ayat Al Qur'an dikumpul dan diikat dengan benang mengikut susunan
4. Lembaran disimpan di rumah Umar Al Khattab
5. Kemudian dipindahkan ke rumah Hafsah


V. PEMELIHARAAN AL QUR'AN MASA UMAR BIN KHATTAB

1. Memprakarsai pembukuan Al Qur'an
2. Mengurai prinsip dan kandungan Al Qur'an
3. Menggalakkan kegiatan ilmu
4. Umat Islam diminta menghafal surah-surah
5. Menghantar guru-guru mengajar Al Qur'an di masjid


VI. PEMELIHARAAN AL QUR'AN MASA USTMAN BIN 'AFFAN

1. Khalifah Ustman memandang perlu memasyarakatkan mushaf Al Qur'an
2. Dibentuk panitia penulis mushaf (Zaid bin Tsabit, 'Abdullah bin Zubair, Sa'in bin al-'AshAbdurrahman bin Harist)
3. Proses penulisan dan penggandaan (terkait jumlah ada perbedaan pendapat 4 dan 7)
4. Dikirim ke Kufah Bashrah, Syam dan disimpan di Madinah (Mushaf Al Imam)


VII. PROSES PENULISAN

Ketentuan penulisan yang diterapkan Oleh Ustman bin'Affan :
1. Tidak boleh menulis sesuatu kecuali setelah benar-benar diteliti
2. Dipastikan bahwa yang akan ditulis adalah benar-benar ayat Al Qur'an
3. Ayat yang akan ditulis dipastikan bukan ayat yang dihapus (manshukh)
4. Tidak menulis sesuatu kecuali jika para sahabat mengakui kebenaran ayat Al Qur'an yang hendak ditulis
5. Jika ada perbedaan pendapat, maka hendaknya ditulis dengan dialek orang Quraisy
6. Ayat yang akan ditulis benar-benar dihafal para sahabat secara mutawatir
7. Ayat Al Qur'an yang hanya dibaca dengan satu macam qira'at (bacaan) harus ditulis dengan rasm yang hanya menunjuk pada satu macam bacaan
8. Ayat Al Qur'an yang boleh dibaca dengan beberapa bacaan maka rasm yang dipakai adalah yang dapat mewakili semua bacaan (qira'at)
9. Jika ada ayat yang boleh dibaca beberapa macam namun tidak ada rasm yang dapat mewakili semua maka ditulis sesuai dengan ragam bacaan yang memudahkan seperti itu


VIII. USAHA LANJUTAN PENYEMPURNAAN MUSHAF USTMANI

1. Pemberian titik di atas sebagai tanda baca fathah dan titik di bawah sebagai tanda baca kasroh oleh Abu al-Aswad ad-Du'ali
2. Penyempurnaan usaha sebelumnya dengan memberi titik pada semua huruf Al Qur'an yang dianggap penting untuk diberi harakat Oleh Nashr bin'Ashim
3. Khalil bin Ahmad mengganti tanda baca fathah dengan alif kecil, kasroh dengan ya'kecil
4. Pemberian nomor ayat, tanda waqaf, batas pangkal surat dan akhir surat, jenis surat Makkiyah atau Madaniyah dan lain-lain sehingga jadilah mushaf seperti yang ada sekarang ini


IX. TERPELIHARANYA ORISINALITAS AL QUR'AN

1. Setiap ayat turun selalu ditulis oleh Kuttab al-Wahyi
2. Kegiatan tulis menulis telah ada di kalangan bangsa Arab
3. Dihafalkan oleh Rasulullah dan para sahabat
4. Bacaan rutin umat Islam


X. FAEDAH DAN TUJUAN PEMBUKUAN AL QUR'AN

1. Menyatukan dan menyeragamkan tulisan dan ejaan serta bacaan Al Qur'an bagi seluruh umat Islam
2. Agar umat Islam berpegang pada mushaf yang disusun secara sempurna
3. Mempersatukan urutan susunan surat-surat dalam Al Qur'an sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW




PEWAHYUAN AL QUR'AN

"Wahyu adalah petunjuk yang disampaikan secara sembunyi"
"Wahyu merupakan hubungan gaib yang tersembunyi antara Allah SWT dan para utusan-Nya"


I. BENTUK-BENTUK WAHYU

1. Menambatkan makna isi Al Qur'an dalam hati Rasulullah SAW
2. Menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW dari balik hijab
3. Perantara malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu


II. PROSES TURUNNYA AL QUR'AN

• Diturunkan secara Global :
Turunnya ilmu-ilmu Allah SWT termasuk Al Qur'an dan rahasia-rahasia besar yang terkandung di dalamnya kedalam hati Rasulullah SAW.
• Diturunkan secara Bertahap :
Turunnya lafadz-lafadz Al Qur'an tertentu dan beberapa ayat secara berkelanjutan yang semuanya itu terkadang dibarengi dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada masa itu dan kejadian pasca kenabian sesuai dengan perkembangan zaman.


III. HIKMAH DITURUNKANNYA AL QUR'AN SECARA BERTAHAP

1. Mengiringi perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun
2. Memberikan semangat batiniah bagi kontinuitas proses dakwah Nabi Muhammad SAW
3. Al Qur'an membantu Nabi Muhammad SAW untuk menghadapi keraguan, tuduhan-tuduhan serta berbagai cobaan dari kaum musyrik


IV. TUJUAN DITURUNKANNYA AL QUR'AN

• Sebagai peringatan (Q.S Al-An'am[6]:19)
• Sebagai contoh, ibroh, dan pelajaran (Q.S Al-Isra'[17]:89)
• Sebagai hujjah, petunjuk dan mukjizat (Q.S An-Nisa'[4]:174)
• Sebagai kitab Perundang-undangan, syariah dan perincian (Q.S An-Nahl[16]:89)
• Sebagai pemutus hukum, pengangkat perselisihan dan Pembeda yang hak dan yang bathil (Q.S An-Nahl [16]:64)
• Sebagai risalah pembenar dari risalah-risalah sebelumnya (Q.S Al-Ma'idah [5]:48)

9 Okt 2020

AL-QUR'AN DAN MUKJIZATNYA


   Sebelum membahas tentang mukjizat Al-Qur'an, lebih bagusnya kita memahami tentang apa itu Al-Qur'an terlebih dahulu. Maka marilah kita untuk memahami definisi tentang Al-Qur'an itu sendiri.


   Al-Qur'an secara bahasa mempunyai lafadz Qara'a yang artinya mengumpulkan dan menghimpun. Adapun arti lain Qira'ah yaitu menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi.

Secara terminologi, Al-Qur'an adalah :
- Firman Allah yang bermukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan secara mutawatir bernilai ibadah bagi yang membacanya
- Lafadz yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan secara mutawatir dan bernilai ibadah bagi yang membacanya
- Dengan menyebut satu sifat atau dua sifat untuk mensifati kalam Allah.

Ada beberapa nama lain dari Al-Qur'anitu sendiri yang merupakan pedoman bagi umat islam yaitu :
- Al-kitab, karena ayat-ayat Al-Qur'an ditulis dalam bentuk kitab
- Al-furqan, membedakan yang hak dan bathil, antara yang benar dan yang salah, serta antara yang baik dan buruk
- Al-dzikr, karena menurut al-zarkasyi, Al-Qur'an mengandung peringatan, nasihat, serta informasi mengenai umat yang telah lalu.


   Setelah kita mengetahui apa itu Al-Qur'an, maka kita akan membahas lebih lagi tentang Al-Qur'an. Kali ini kita membahas tentang apa itu Mukjizat Al-Qur'an.
I'jaz (kemukjizatan) adalah menetapkan kelemahan. Apabila kemukjizatan telah terbukti, maka nampaklah kemampuan mu'jiz (sesuatu yang melemahkan).

   Aspek dari kemukjizatan Al-Qur'an itu ada beberapa, yaitu kemukjizatan Al-Qur'an dengan cara sirfah (pemalingan); kemukjizatannya terletak pada balaghohnya yang tinggi; mengandung badi'yang unik; pemberitaan hal-hal ghaib yang akan datang; mengandung ilmu dan hikmah yang sangat dalam. Macam-macam dari kemukjizatan Al-Qur'an terdiri dari kemukjizatan Al-Qur'an, kemukjizatan ilmiah; kemukjizatan tasyri' (perundang-undangan).


Terima kasih atas kunjungannya.
See you again and peace :)