17 Okt 2020

Pemeliharaan dan Pewahyuan Al-Qur'an

    Al Qur'an sangat dijaga dan dipelihara oleh Nabi dan para tokoh-tokoh Islam seperti Abu Bakar ash Shiddiq, Umar bin Khattab serta Ustman bin'Affan. Keorisinalitasnya juga terpelihara. Wahyu adalah hubungan gaib antara sang Pencipta dengan para utusan-Nya. Proses turunnya Al Qur'an secara global dan beetahap dengan tujuan yang baik dan memiliki faedah. Banyak hikmah yang dapat diambil dari turunnya Al Qur'an. Serta dijaman sekarang ini kita harus memelihara Al Qur'an dengan cara membacanya dan mengamalkan nya dalam hidup kita. Menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup. Menjadi umat islam kita juga harus tau bagaimana sejarah Al-Qur'an menjadi pedoman hidup sampai sekarang ini dari pemeliharaannya sampai pewahyuan.



PEMELIHARAAN AL QUR'AN MASA NABI 

I. HAFALAN :
• Al Qur'an berisi aturan hidup yang harus dijalankan
• Al Qur'an tanda keagungan Allah yang memiliki I'jaz salah satunya segi balaghohnya
• Kedudukan terhormat para huffadz


II. TULISAN :
• 'Usub (pelepah kurma yang sudah dipisah dari batangnya)
• Al-Likhaf (lempengan-lempengan batu halus)
• Al-al Riqa' (daun-daun/kulit pohon tertentu)
• Al-Aqtab (papan yang digunakan pada punggung onta sebagai penyangga)
• Qitha' Al-Adim (potongan-potongan kulit unta/kulit kambing)


III. JURU TULIS AL QUR'AN MASA NABI

1. Abu Bakar Al Shiddiq
2. Umar Ibn Al Khattab
3. Ustman Ibn Affan
4. Ali Ibn Abi Thalib
5. Zaid bin Tsabit
6. Ubay bin Ka'ab
7. Mu'adz bin Jabal
8. Muawiyah bin Abi Sufyan


IV. PEMELIHARAAN AL QUR'AN MASA ABU BAKAR ASH SHIDDIQ

1. Para sahabat (hafiz Al Qur'an) syahid
2. Meminta Zaid bin Tsabit mengumpulkan Al Qur'an
3. Setiap helaian ayat Al Qur'an dikumpul dan diikat dengan benang mengikut susunan
4. Lembaran disimpan di rumah Umar Al Khattab
5. Kemudian dipindahkan ke rumah Hafsah


V. PEMELIHARAAN AL QUR'AN MASA UMAR BIN KHATTAB

1. Memprakarsai pembukuan Al Qur'an
2. Mengurai prinsip dan kandungan Al Qur'an
3. Menggalakkan kegiatan ilmu
4. Umat Islam diminta menghafal surah-surah
5. Menghantar guru-guru mengajar Al Qur'an di masjid


VI. PEMELIHARAAN AL QUR'AN MASA USTMAN BIN 'AFFAN

1. Khalifah Ustman memandang perlu memasyarakatkan mushaf Al Qur'an
2. Dibentuk panitia penulis mushaf (Zaid bin Tsabit, 'Abdullah bin Zubair, Sa'in bin al-'AshAbdurrahman bin Harist)
3. Proses penulisan dan penggandaan (terkait jumlah ada perbedaan pendapat 4 dan 7)
4. Dikirim ke Kufah Bashrah, Syam dan disimpan di Madinah (Mushaf Al Imam)


VII. PROSES PENULISAN

Ketentuan penulisan yang diterapkan Oleh Ustman bin'Affan :
1. Tidak boleh menulis sesuatu kecuali setelah benar-benar diteliti
2. Dipastikan bahwa yang akan ditulis adalah benar-benar ayat Al Qur'an
3. Ayat yang akan ditulis dipastikan bukan ayat yang dihapus (manshukh)
4. Tidak menulis sesuatu kecuali jika para sahabat mengakui kebenaran ayat Al Qur'an yang hendak ditulis
5. Jika ada perbedaan pendapat, maka hendaknya ditulis dengan dialek orang Quraisy
6. Ayat yang akan ditulis benar-benar dihafal para sahabat secara mutawatir
7. Ayat Al Qur'an yang hanya dibaca dengan satu macam qira'at (bacaan) harus ditulis dengan rasm yang hanya menunjuk pada satu macam bacaan
8. Ayat Al Qur'an yang boleh dibaca dengan beberapa bacaan maka rasm yang dipakai adalah yang dapat mewakili semua bacaan (qira'at)
9. Jika ada ayat yang boleh dibaca beberapa macam namun tidak ada rasm yang dapat mewakili semua maka ditulis sesuai dengan ragam bacaan yang memudahkan seperti itu


VIII. USAHA LANJUTAN PENYEMPURNAAN MUSHAF USTMANI

1. Pemberian titik di atas sebagai tanda baca fathah dan titik di bawah sebagai tanda baca kasroh oleh Abu al-Aswad ad-Du'ali
2. Penyempurnaan usaha sebelumnya dengan memberi titik pada semua huruf Al Qur'an yang dianggap penting untuk diberi harakat Oleh Nashr bin'Ashim
3. Khalil bin Ahmad mengganti tanda baca fathah dengan alif kecil, kasroh dengan ya'kecil
4. Pemberian nomor ayat, tanda waqaf, batas pangkal surat dan akhir surat, jenis surat Makkiyah atau Madaniyah dan lain-lain sehingga jadilah mushaf seperti yang ada sekarang ini


IX. TERPELIHARANYA ORISINALITAS AL QUR'AN

1. Setiap ayat turun selalu ditulis oleh Kuttab al-Wahyi
2. Kegiatan tulis menulis telah ada di kalangan bangsa Arab
3. Dihafalkan oleh Rasulullah dan para sahabat
4. Bacaan rutin umat Islam


X. FAEDAH DAN TUJUAN PEMBUKUAN AL QUR'AN

1. Menyatukan dan menyeragamkan tulisan dan ejaan serta bacaan Al Qur'an bagi seluruh umat Islam
2. Agar umat Islam berpegang pada mushaf yang disusun secara sempurna
3. Mempersatukan urutan susunan surat-surat dalam Al Qur'an sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW




PEWAHYUAN AL QUR'AN

"Wahyu adalah petunjuk yang disampaikan secara sembunyi"
"Wahyu merupakan hubungan gaib yang tersembunyi antara Allah SWT dan para utusan-Nya"


I. BENTUK-BENTUK WAHYU

1. Menambatkan makna isi Al Qur'an dalam hati Rasulullah SAW
2. Menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW dari balik hijab
3. Perantara malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu


II. PROSES TURUNNYA AL QUR'AN

• Diturunkan secara Global :
Turunnya ilmu-ilmu Allah SWT termasuk Al Qur'an dan rahasia-rahasia besar yang terkandung di dalamnya kedalam hati Rasulullah SAW.
• Diturunkan secara Bertahap :
Turunnya lafadz-lafadz Al Qur'an tertentu dan beberapa ayat secara berkelanjutan yang semuanya itu terkadang dibarengi dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada masa itu dan kejadian pasca kenabian sesuai dengan perkembangan zaman.


III. HIKMAH DITURUNKANNYA AL QUR'AN SECARA BERTAHAP

1. Mengiringi perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun
2. Memberikan semangat batiniah bagi kontinuitas proses dakwah Nabi Muhammad SAW
3. Al Qur'an membantu Nabi Muhammad SAW untuk menghadapi keraguan, tuduhan-tuduhan serta berbagai cobaan dari kaum musyrik


IV. TUJUAN DITURUNKANNYA AL QUR'AN

• Sebagai peringatan (Q.S Al-An'am[6]:19)
• Sebagai contoh, ibroh, dan pelajaran (Q.S Al-Isra'[17]:89)
• Sebagai hujjah, petunjuk dan mukjizat (Q.S An-Nisa'[4]:174)
• Sebagai kitab Perundang-undangan, syariah dan perincian (Q.S An-Nahl[16]:89)
• Sebagai pemutus hukum, pengangkat perselisihan dan Pembeda yang hak dan yang bathil (Q.S An-Nahl [16]:64)
• Sebagai risalah pembenar dari risalah-risalah sebelumnya (Q.S Al-Ma'idah [5]:48)

1 komentar:

Apakah kamu suka? Dukung blog ini ya.. :)