Para ahli sejarah menjadikan objek dimaksud pada manusia (human), waktu (time) dan ruang (space) atau tempat. Karena itu yang dijadikan sasaran dalam kajian sejarah ialah semua usaha manusia pada suatu waktu dan pada suatu tempat tertentu. Sehubungan dengan objek sejarah seperti itu, maka sedikitnya terdapat tujuh lapangan hidup yang dibahas dalam ilmu sejarah:
1) Keluarga
2) Jasmani
3) Ekonomi
4) Politik
5) Ilmu Pengetahuan/pendidikan
6) Kesenian
7) Agama
Pendekatan sejarah dalam studi Islam tentunya memiliki banyak fungsi, namun Nugroho Notosusanto hanya menyebutkan empat fungsi sejarah yang dominan, seperti halnya:
1. Fungsi rekreatif
Pada fungsi rekreatif ini menekankan pada upaya untuk menumbuhkan rasa tertarik untuk belajar dan menulis sejarah.
2. Fungsi inspiratif.
Fungsi ini terkait dengan suatu proses untuk memperkuat identitas dan mempertinggi dedikasi sebagai suatu bangsa.
3. Fungsi instruktif.
Dalam hal ini sejarah dapat berperan dalam upaya penyampaian pengetahuan dan keterampilan kepada subjek belajar.
4. Fungsi Edukatif.
Maksudnya adalah bahwa sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap manusia. Sejarah juga mengajarkan tentang contoh yang sudah terjadi pada kehidupan nyata.
Metode Pendekatan Sejarah
Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Agar pencarian sumber berlangsung secara efektif.
Interpretasi
Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain.
Historiografi
Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah.
Studi Islam Pada Masa Klasik
Secara garis besar sejarah Islam di kelompokkan dalam tiga periode besar, yaitu periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern (1800 M sampai sekarang). Periode klasik merupakan jaman kemajuan yaitu Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan.
1. Studi Islam Pada Masa Nabi
Pendidikan Islam pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafa AlRasyidun pada masa Rasulullah SAW dilakukan dalam kerangka memantapkan dasar-dasar ajaran Islam. Pada masa Rasulullah di Mekkah, Pendidikan lebih diarahkan pada dasar-dasar aqidah untuk memperkuat keimanan dan keyakinan akan keEsaan Allah di tengah praktik penyembahan berhala dan upaya merombak tradisi kafir Quraisy.
Zuhairini memaparkan materi pengajaran Rasulullah pada masa Mekkah ini adalah Pendidikan keagamaan, Pendidikan aqliyah dan ilmiyah, Pendidikan akhlaq dan budi pekerti serta Pendidikan jasmani dan kesehatan.
Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan pun tidak ketinggalan. Misalnya, bidang–bidang kedokteran, filsafat, kimia, astronomi, dan ilmu ukPada Masa Umayyah, pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada terdapat di masjid-masjid. Ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah ilmu qiraat, tafsir, hadis, fikih, nahwu, balaghah, dan lain-lain. Pada Masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra, sejarah penulisan hadist dimulai. Khalifah merasa khawatir akan merosot dan hilangnya ilmu karena meninggalnya para ulama.
2. Studi Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah Khilafah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari khilafah sebelumnya dari bani Umayyah. Popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al Rasyid (786-809 M) dan putranya Al Ma‘mun (813-833M). di bawah putranya Al Ma‘mun kebangkitan budaya dan keilmuan mencapai puncaknya. Al Ma‘mun mendirikan rumah kebijaksanaan (Baitul Hikmah) di Baghdad dan kegiatan utamanya adalah penerjemahan karya-karya filsafat dan ilmu pengetahuan asal Yunani.
3. Studi Islam Pada Masa Dinasti Fatimiyah
Setelah Mesir di kuasai selama empat tahun (969 -973 M), Dinasti Fatimiyyah telah mengalami masa kejayaannya. Zaman kejayaan ini di tandai dengan salah satunya di bidang Ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti adanya minat masyarakat yang selalu membanjiri pusat ilmu pengetahuan. Lembaga pendidikan banyak di bangun antara lain Universitas Al Azhar dan Al hikmah sekaligus dilengkapi perpustakaan yang besar.
Studi Islam Pada Masa Pertengahan
1. Kerajaan Utsmani di Turki
a. Sejarah Singkat Kerajaan Utsmani
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Kemudian menginvasi beberapa daerah di Asia Tengah. pergi ke Anatolia untuk meminta perlindungan kepada bangsa Turki yang menetap di Dinasti Saljuk. Kemudian muncullah seorang pemimpin dari bangsa Turki keturunan Oghuz yang bernama Utsman bin Erthgrul yang merupakan Gubernur wilayah di Anatoia pada masa Sultan Alauddin. Ia adalah orang yang berhasil mengusir bangsa Mongol dan kemudian mendeklarasikan berdirinya Kesultanan Turki Utsmani (Ottoman Empire).
2. Kerajaan Safawi di Persia
a. Sejarah Singkat Kerajaan Safawi
Kerajaan Safawi didirikan oleh Safi Al Din yang merupakan salah satu keturunan Imam Syi‘ah yang keenam yaitu Musa Al Kazim. Safi Al Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Safi Al Din mendirikan tarekat Safawiyah yang pada mulanya bertujuan untuk memerangi orang-orang ingkar dan golongan ahliahli bid‘ah. kemudian dalam perkembangannya gerakan tasawuf tersebut menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria, dan Anatolia.
b. Pendidikan Pada Masa Kerajaan Safawi Puncak kejayaan Kerajaan Safawi terjadi pada pemerintahan Abbas I, dengan bukti ia berhasil membangun 162 masjid dan 48 pusat pendidikan
Beberapa madrasah yang didirikan, antara lain:
1. Small grandmother, didirkian oleh Dilaram Khanum (nenek dari syah Abbas II)
2. Large grandmother, didirkian oleh Dilaram Khanum (nenek dari syah Abbas II)
3. Nim Avard, didirikan oleh Zinat Begum
Selain madrasah, ilmu pengetahuan juga dikembangkan melalui pendidikan di perguruan tinggi serta berbagai perpustakaan yang menyimpan karya penelitian ilmiah. Di kota Qum terdapat berbagai perguruan tinggi seperti sekolah tinggi, institut, universitas, serta tempat penelitian dan kajian ilmiah.
Ada pula beberapa ilmuan dalam masa Kerajaan Safawi, yaitu:
a. Baha al-Din al—Syirazi (generalis ilmu pengetahuan)
b. Sadr al-Din al-Syirazi atau Mulla Sadra (filsuf)
c. Muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad (filsuf, sejarawan, dan teolog)
3. Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal Dinasti Mughal (1256-1858 M) merupakan kekuasaan Islam terbesar pada
anak benua India, yang didirikan oleh Zahiruddin Babur (1526-1530 M)
Pendidikan Pada Masa Kerajaan Mughal
a. Masjid sebagai tempat belajar agama bagi masyarakat
Pada masa itu, di tiap-tiap masjid tersedia ulama yang memberikan pengajaran berbagai cabang ilmu agama, bahkan tersedia ruangan khusus untuk para pelajar yang ingin tinggal di masjid selama masa pendidikan.
b. Khanqah (pesantren) Ilmu yang diajarkan pada khanqah yaitu ilmu pengetahuan seperti matematika, logika, filsafat, tafsir Qur‘an, hadits, fiqh, sejarah, dan geografi.
c. Kegiatan pendidikan pada kerajaan
1) Fase klasik Kemajuan pendidikan jauh lebih kompleks khususnya pada bidang intelektual, baik ilmu keagamaan, politik, peradaban dan kebudayaan seperti bidang ilmu pengetahuan dan filsafat.
2) Fase modern Pada fase modern umat Islam hanya melakukan taklid yang ada pada Islam masa klasik sehingga tidak tampak adanya ijtihad mutlak
Studi Islam Pada Masa Modern
Pembaharuan Islam
Pembaruan dalam Islam bukan dalam hal menyangkut dasar atau fundamental ajaran Islam, artinya bahwa pembaruan Islam bukan dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi atau merevisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan lebih terkait dengan penafsiran terhadap ajaran-ajaran dasar agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman. Pembaruan Islam memiliki dua misi ganda, yaitu misi purifikasi (pemurnian) dan misi implementasi ajaran Islam di tengah tantangan zaman.
Urgensi Pembaharuan Islam di Era Modern
Faktor gerakan pembaharuan dalam sejarah Islam didorong oleh ajaran Islam itu sendiri, yaitu ketika pengamalan ajaran Islam telah mengalami pergeseran dari sumber utama ajaran Islam itu sendiri dalam hal ini Al-Quran dan As-Sunnah.
Sementara itu, cepatnya kemunculan gerakan pembaharuan Islam tersebut dipengaruhi dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor ajaran Islam itu sendiri (ajaran Islam mendorong untuk melakukan pembaharuan). Sedangkan faktor eksternal yang melatarbelakangi adanya suatu tindakan dalam pembaharuan Islam, khususnya masa modern, menurut klaim Barat, gerakan Islam yang muncul pada masa modern dipengaruhi oleh Barat.
Era Modern
Masa pembaharuan (modern) bagi dunia Islam adalah masa yang dimulai dan tahun 1800 M sampai sekarang. Masa pembaharuan ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Syahrin Harahap berpendapat bahwa manusia modern, menganut dan menerapkan nilai-nilai fundamental berikut:
1. Penghormatan terhadap akal
2. Jujur dan memiliki tanggungjawab personal
3. Kemampuan menunda kesenangan abadi demi kesenangan sesaat
4. Komitmen waktu dan etos kerja tinggi
5. Keyakinan akan keadilan yang merata
6. Penghargaan tinggi terhadap ilmu pengetahuan
7. Perencanaan masa depan
8. Penghargaan terhadap bakat dan kemampuan
9. Penegakan moralitas