16 Mar 2022

SUMBER MATERIIL PRAKTIK KEHIDUPAN ISLAMI

A. Alqur'an sebagai Sumber Materiil dalam Kehidupan Islam 

Al-Qur’an adalah “kalamullah yang mu’jiz, yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw dengan perantaraan Jibril, dengan lafadz Arab, yang ditulis dalam mashahif, yang membacanya dinilai sebagai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir”.
Alqur'an dalam sumber ajaran Islam telah ditetapkan sebagai suatu ketetapan bahwa dalil syar'i yang dipergunakan oleh hukum amaliah itu, dikembangkan kepada empat hal yakni Al-Qur'an, as-sunah, ijma', dan qiyas. Keempat dalil ini sudah disepakati oleh umat Islam. Artinya, apabila orang yang mengemukakan suatu persoalan, maka mula-mula dilihat dalam Al-Qur'an, kalau terdapat hukumnya maka kemudian dijalankan. Jika tidak terdapat Al-Qur'an, maka kemudian dilihat dalam as-sunah; kalau terdapat hukumnya dalam Sunnah ini maka dijalankan. Tetapi kalau tidak ditemukan maka diperhatikan apakah para Mujtahid masa lalu pernah bersidang untuk memecahkan masalah itu (ijma'); kalau sudah terdapat hukumnya maka dijalankan. Tetapi kalau tidak, maka dalam hal ini kita melakukan ijtihad sendiri yakni dengan qiyas (analogi) kepada keputusan-keputusa. Yang berdasarkan Nash.


B. Hadits sebagai Sumber Materiil dalam Kehidupan Islam 

Hadits secara bahasa memiliki beberapa arti, di antaranya yaitu, jadid (baru), qarib (dekat), dan Khabar (warta berita). Menurut ahli Ushul, hadits adalah: "Segala perkataan, segala perbuatan dan segala taqrir nabi Muhammad Saw yang bersangkutan dengan hukum."
Hadits dalam sumber ajaran Islam sebagai salah satu sumber ajaran Islam didasarkan atas adanya beberapa kenyataan berikut ini:
–Hadits adalah penjelas bagi Al-Qur'an
–Ayat-ayat tentang perintah untuk taat pada Rasulullah
–Kontekstualisasi hadits dari makna lokasi temporal menuju makna universal 

Hadits dalam sumber ajaran Islam memiliki kedudukan yang sangat urgen. Dimana hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran. Alquran akan sulit dipahami tanpa intervensi hadits. Memakai Alquran tanpa mengambil hadits sebagai landasan hukum dan pedoman hidup adalah hal yang tidak mungkin, karena Alquran akan sulit dipahami tanpa menggunakan hadits.


C. Alam Semesta sebagai Sumber Materiil dalam Kehidupan Islami 

Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik danmisterius. Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos) dan alamzarrah (mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani, dan insani.
Tujuan Penciptaan Alam Semesta dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa Tuhan memiliki tujuan dalam penciptaan alam semesta ini “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan [tujuan] yang benar dan dalam waktu yang ditentukan.” (al-Ahqaf: 3).
Ayat tersebut mengajak manusia untuk mencapai tujuan dari berbagai fenomena semesta melalui cara yang serius. Dengan demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan.
Kedudukan Alam Semesta sebagai Sumber Ajaran Islam adalah pandangan terhadap alam semesta bukan hanya berdasarkan akal semata. Alam semesta difungsikan untuk menggerakkan emosi dan perasaan manusia terhadap keagungan alKhaliq, kekerdilan manusia di hadapan-Nya, dan pentingnya ketundukan kepada-Nya. Artinya, alam semesta dipandang sebagai dalil qath‟i yang menunjukkan keesaan dan ketuhanan Allah.


D. Aplikasi Ketiga Sumber Hukum Materiil dalam Kehidupan Islami 

1. Aplikasi dari Al-Qur'an dan Hadits 

a. Dalam Kehidupan Pribadi
• Memanfaatkan waktu luang untuk menguasai suatu bidang
• Memiliki semangat keilmuan yang tinggi 

b. Dalam kehidupan keluarga
• Menaati ajuran dan bimbingan dari kedua orang tua.
• Menjaga amanah yang diberikan kedua orang tua. 

c. Dalam kehidupan bermasyarakat
• Ikut berperan aktif dalam kehidupan masyarakat
• Menjaga kerukunan dan gemar menolong. 

2. Aplikasi Alam Semesta dalam Kehidupan Islami
Dalam perspektif Al-Qur’an, pengungkapan fenomena alam (al-ayat ak-kauniyah) di samping bertujuan untuk mengenal Tuhan dan mendekatkan diri kepada-Nya, juga berfungsi sebagai prasarat untuk mewujudkan salah satu tujuan diciptakannya alam semesta ini, yakni untuk kesejahteraan dan manfaat sebesar-besarnya bagi manusia. Dalam Al-Qur’an penyediaan dan pemanfaatan alam sebesar-besarnya untuk kepentingan manusia ini biasa dikenal sebagai doktrin tasykhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah kamu suka? Dukung blog ini ya.. :)