13 Des 2020

AL-QURAN DAN FAKTA ILMIAH

Fakta ilmiah adalah deskripsi akurat tentang apa yang teramati, atau pernyataan objektif yang dapat dikonfirmasikan kebenarannya tentang sesuatu yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi.Pada abad ke tujuh saat Al-Qur`an di turunkan, bangsa Arab memiliki beberapa kepercayaan tahayul dan tanpa didasari bukti terhadap hal-hal yang berbau ilmiah. Ketiadaan teknologi untuk meneliti tentang alam semesta, menyebabkan bangsa Arab kala itu mempercayai legenda-legenda dari nenek moyang mereka. Misalnya mereka percaya bahwa Bumi menopang langit yang berada diatasnya. Mereka yakin bahwa Bumi ini rata dan terdapat gunung-gunung tinggi yang berada di kedua tepinya. Waktu itu diyakini bahwa gunung-gunung tersebut merupakan tiang penyangga yang membuat kubah langit tetap berada diatas sana.

Namun demikian, semua kepercayaan tahayul bangsa Arab ini kemudian dihapuskan oleh Al-Qur`an. Dalam banyak hal lain fakta penting diungkapkan dimasa tak mungkin seorangpun mampu mengetahuinya. Al-Qur`an yang di turunkan dimasa manusia yang sedikit sekali mengetahui tentang Astronomi, fisika atau biologi, berisi fakta-fakta kunci tentang berbagai hal. Seperti penciptaan alam semesta, penciptaan manusia, struktur atmosfir dan keseimbangan sempurna yang memungkinkan adanya kehidupan di muka Bumi ini.


Fakta-fakta ilmiah yang telah diungkapkan oleh Al-Qur`an

1. Penciptaan alam semesta
Asal muasal alam semesta digambarkan di dalam Al-Qur`an pada ayat berikut;
“Dia pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-An`aam [6] ayat 101)
Keterangan yang diberikan oleh Al-Qur`an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmiah ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini. Kesimpulan yang di dapatkan Astrofisika saat ini adalah, bahwa keseluruhan alam semesta beserta dimensi materi dan waktu muncul dan ada oleh hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam waktu sekejab. Peristiwa ini yang dikenal dengan Big Bang membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai ledakan satu titik tunggal.
Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang adalah satu-satunya penjelasan masuk akal dan membuktikan tentang bagaimana asal muasal alam semesta tercipta dan menjadi ada. Sebelum Big Bang tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan dimana materi, energi bahkan waktu belumlah ada dan hanya mampu diartikan secara metafisika, terciptalah materi, energi dan waktu. Fakta ini yang baru saja ditemukan oleh ahli fisika modern, sesungguhnya telah diberitakan oleh Al-Qur`an 14 abad yang lalu.

2. Orbit
Tatkala merujuk pada matahari dan bulan di dalam Al-Qur`an, bahwa semua bergerak pada masing-masing garis orbit atau edar tertentu. “Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (QS. Al-Anbiyaa [21] ayat 33) Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam tetapi bergerak pada garis edar tertentu. “Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS. Yaasiin [36] ayat 38) Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al-Qur`an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomi di zaman kita sekarang. Menurut perhitungan para ahli astronomi bahwa Matahari bergerak dengan kecepatan luarbiasa yang mencapai 720.000 Km/jam kearah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solarafeks. Ini berarti Matahari bergerak sejauh ± 17.280.000 Km/hari. Bersama Matahari, semua planet dan satelit yang berada dalam sistem gravitasi Matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya semua bintang di alam semesta berada dalam satu gerakan serupa yang terencana.

3. Atap pelindung
Dalam Al-Qur`an, Allah SWT mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit.
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[3], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya” (QS. Al-Anbiyaa` [21] ayat 32) [3] Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib.
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke 20. Atmosfer yang melingkupi Bumi berperan sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati Bumi, atmosfer mencegah mereka jatuh ke Bumi yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Atmosfer juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan bagi kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar yang tak berbahaya dan berguna, seperti cahaya tampak, sinar Ultraviolet Tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangatlah diperlukan bagi kehidupan. Sinar Ultraviolet Tepi yang sebagian kecil menembus atmosfir sangat penting bagi fotosintesis bagi tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan oleh Matahari, ditahan oleh lapisan Ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spectrum ultraviolet yang mencapai Bumi.
Fungsi dari pelindung atmosfer tidak berhenti sampai disini saja. Atmosfer juga melindungi Bumi dari suhu dingin membeku yang ada di luar angkasa. Yang mencapai suhu 270° C di bawah nol. Sehingga atmosfer melindungi Bumi dari bahaya.

4. Lapisan-lapisan atmosfer
Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur`an adalah bahwa langit terdiri dari tujuh lapis.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 29)
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS. Fushshilat [41] ayat 12)
Kata langit yang kerap muncul di banyak ayat Al-Qur`an, digunakan untuk mengacu pada langit Bumi (atmosfer) dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit Bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan. Saat ini, benar-benar diketahui bahwa atmosfir Bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis yang telah disebutkan oleh Al-Qur`an bahwa atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.
Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan Atmosfer,Troposfer,Stratosfer,Mesosfer, Termosfer,Inosfer,dan Eksosfer. Adalah sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke 20 namun secara jelas telah disebutkan oleh Al-Qur`an 1400 tahun yang lalu.

5. Fungsi gunung sebagai pasak
Al-Qur`an juga mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologi penting dari Bumi. “Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk” (QS. Al-Anbiyaa` [21] ayat 31) Sebagaimana terlihat dan dinyatakan pada ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan Bumi. Kenyataan ini tidaklah mungkin diketahui, dimasa ketika Al-Qur`an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru terungkap sebagai hasil penelitian geologi modern. Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil dari pergerakan permukaan dan lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak Bumi. Kedua lempengan bertubrukan, lempengan yang lebih kuat menyelip dibawah lempengan satunya. Sementara yang diatas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak dibawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam kebawah. Ini berarti gunung-gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh kebawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan Bumi. Dalam tulisan ilmiah, struktur Bumi digambarkan sebagai berikut: “Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak Bumi akan terbenam lebih dalam kedalam lapisan magma” (Genaral Science. Carolyn Shoots, Robert Gerdner, Samuel F, Howe, Allyn and Bacon. Inc Newton Massachusetts. 1985. hal. 30) Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan dalam perumpamaan sebagai pasak. “Bukankah Kami telah menjadikan Bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?,” (QS. An-Naba` [78] ayat 6-7) Dengan kata lain, gunung-gunung mengenggam lempengan-lempengan kerak Bumi dengan memanjang keatas dan kebawah permukaan Bumi pada titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini mereka memancangkan kerak Bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing diatas cairan magma atau diantara lempengan-lempengannya. Seingkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.
Fungsi pemancangan dari Bumi dijelaskan dalam tulisan ilmiah Isostasy. Yang memiliki makna: “Kesetimbangan dalam kerak Bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan dibawah permukaan akibat tekanan gravitasi” 

6. Lautan yang tidak bercampur satu sama lainnya
Salah satu dari sekian banyak sifat dari lautan yang baru-bari ini ditemukan adalah berkaitan dengan ayat Al-Qur`an sebagai berikut:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing” (QS. Ar-Rahmaan [55] ayat 19-20)
Sifat lautan yang saling bertemu akan tetapi tidak bercampur antara satu sama lainnya ini telah temukan oleh para ahli kelautan. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan “Tegangan Permukaan” air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan massa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur antara satu sama lainnya. Seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, hal ini telah dinyatakan di dalam Al-Qur`an.

7. Sidik jari
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna” (QS. Al-Qiyamah [75] ayat 4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna yang sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini, memiliki serangkaian bentuk sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain. Itulah mengapa, sidik jari digunakan untuk kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia. Akan tetapi yang unik adalah bahwa keunikan yang terdapat pada sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke 19. Sebelumnya, orang hanya menghargai bahwa sidik jari hanyalah sebuah lengkungan tanpa makna khusus. Namun dalam Al-Qur`an, Allah SWT merujuk pada sidik jari yang sedikitpun tidak menarik perhatian orang pada waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita akan arti penting dari sidik jari yang baru mampu dipahami oleh para ahli di zaman sekarang.

8. Tiga tahapan janin dalam rahim
Dalam Al-Qur`an bahwa manusia dipaparkan melalui tiga tahapan di dalam rahim ibunya. “……, Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[5]. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar [39] ayat 6) [5] Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim. Sebagaimana yang akan dipahami dalam ayat ini yang ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. 
Sungguh biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda di dalam rahim ibu. Sekarang di semua buku embriologi yang digunakan dalam beberapa fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku “Basic Human Embriologi” sebuah buku referensi utama dalam embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut; “Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan. Pre embrionik 2,5 minggu pertama, embrionik sampai akhir minggu ke delapan, dan janin dari minggu kedelapan sampai kelahiran.
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Informasi yang terjadi mengenai janin dalam rahim ini baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dan menggunakan peralatan modern. Namun, sebagaimana fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al-Qur`an dengan cara yang ajaib. Fakta yang sedemikian rinci dan akurat diberikan oleh Al-Qur`an pada saat orang memiliki sedikit sekali informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al-Qur`an bukanlah ucapan manusia, melainkan firman dari Allah SWT.


Keajaiban Al-Qur’an

1) Kemenangan kaum Muslim
Sisi keajaiban dari Al-Qur`an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sebuah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat 27 dari surat Al-Fath [48] misalnya memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa kelak akan menguasai kota Mekkah yang pada saat itu adalah penyembah berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat[6]” [6] Selang beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah Nabi Muhammad SAW. bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam keadaan sebahagian mereka bercukur rambut dan sebahagian lagi bergunting. Nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti. Kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum muslim, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu itu tidak sampai memasuki Mekah maka orang-orang munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi Nabi yang dikatakan beliau pasti akan terjadi itu adalah bohong Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. Dan sebelum itu dalam waktu yang dekat Nabi akan menaklukkan kota Khaibar. Andaikata pada tahun terjadinya Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslim memasuki kota Mekah, maka dikhawatirkan keselamatan orang-orang yang menyembunyikan imannya yang berada dalam kota Mekah waktu itu.

2) Kemenangan Bizantium
Penggalan berita lain yang berhubungan dengan masa depan di dalam Al-Qur`an ditemukan dalam ayat pertama surat Ar-Ruum [30] yang merujuk pada kekaisaran Bizantium wilayah timur kekaisaran Romawi. Dalam ayat ini disebutkan bahwa kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar tetapi akan kembali mendapatkan kemenangan.
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi[7], di negeri yang terdekat/terendah[8] dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang[9], dalam beberapa tahun lagi[10]. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,” (QS. Ar-Ruum [30] ayat 2-4) Bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci sedang Bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah. Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi. Hampir tujuh tahun dari kekalahan hebat Bizantium kristen di tangan bangsa Persia. Ketika itu Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa bangsa Romawi dalam waktu dekat akan menang. Padahal Bizantium pada waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat sehingga tampak mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali

3) Informasi mengenai tempat terendah di muka Bumi
Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh orang pada masa itu. Dalam ayat ketiga surat Ar-Ruum [30] memberitakan bahwa bangsa Romawi telah dikalahkan di tempat yang paling rendah dari Bumi ini. Ungkapan “Adna al ard” diartikan sebagai tempat yang dekat dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut. Tetapi lebih berupa sebuah penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam bahasa Arab diambi dari kata “Dani” yang berarti rendah. Dan “Ardh” yang berarti Bumi. Karena itu, ungkapan “Adna al Ard” berarti tempat paling rendah di Bumi. Yang paling menarik, tahap-tahap peperangan antara kekaisaran Bizantium dan Persia ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Yerusalem, benar-benar terjadi pada titik terendah di Bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati. Yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina dan Yordania.
Laut Mati terletak 396 meter dibawah permukaan laut sehingga menjadikannya sebagai tempat terendah di Bumi. Ini berarti Bizantium dikalahkan oleh bangsa Persia ditempat yang terendah di Bumi. Persis seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur`an.
Hal menarik dari fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati yang mampu diukur dengan teknik pengukuran modern, sebelumnya menjadi mustahil untuk seseorang dapat mengetahui bahwa wilayah ini adalah tempat terendah di Bumi. Namun, dalam Al-Qur`an tempat ini dinyatakan sebagai tempat yang terendah di Bumi. Demikianlah, ini membuktikan lagi bahwa Al-Qur`an adalah wahyu Illahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah kamu suka? Dukung blog ini ya.. :)