18 Des 2020

Tafsir tematik: Pendidikan, pembangunan karakter, dan pengembangan SDM

Tafsir tematik disebut juga tafsir al-maudhu’i. Menurut bahasa, al-maudhu’i berasal dari kata al-wudh’u yang dibentuk dari wadha’a-yadhi’u-wadhi’un-maudhu-un yang artinya menjadikan, meletakkan, atau menetapkan sesuatu pada tempatnya. Sementara itu menurut istilah, tafsir al-maudhu’i ialah tafsir dengan topik yang memiliki hubungan antara ayat yang satu dan ayat yang lain mengenai tauhid, Kehidupan sosial, atau ilmu pengetahuan. Keistimewaan tafsir metode tematik adalah menafsirkan ayat dengan ayat atau dengan hadis Nabi merupakan cara terbaik dalam menafsirkan Al-Qur'an, sementara itu kesimpulan yang diambil mudah dipahami tanpa mengemukakan berbagai pembahasan terperinci dalam satu disiplin ilmu. Tafsir tematik dapat diaplikasikan pada beberapa hal, contohnya adalah pendidikan, pembangunan karakter dan pengembangan Sumber Daya Alam.


A. Pendidikan dalam perspektif islam

Dalam pandangan Al Qur’an, sebuah transformasi baik ilmu maupun nilai secara substansial tidak dibedakan. Penggunaan-penggunaan istilah yang mengacu pada pengertian “pendidikan dan pengajaran” bukan merupakan dikotomik yang memisahkan kedua istilah tersebut, melainkan sebuah nilai harus menjadi dasar bagi segala aktifitas proses transformasi. Berdasarkan pada paradigma tersebut, maka jika ditelusuri secara mendalam, dalam Al-Qur’an terdapat beberapa istilah yang mengacu pada terminologi “pendidikan dan pengajaran”, diantaranya adalah tarbiyah, ta’lim, ta’dib dan tazkiyah.


B. Tujuan Pendidikan

Tujuan berarti arah atau sasaran yang ingin dicapai. tujuan pendidikan berarti sasaran yang ingin dicapai atau diraih setelah melalui proses pendidikan. Artinya, pendidikan yang merupakan suatu proses mempunyai target atau tujuan yang ingin dicapai, dimana tujuan tersebut melekat atau dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses pendidikan.




Pembangunan karakter

Karakter merupakan suatu nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan, yang mewujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya, adat-istiadat dan estetika. Karakter dalam perspektif Islam tidak lain adalah akhlak. Akhlak mulia merupakan buah yang dihasilkan dari proses penerapan syariah (ibadah dan muamalah) yang dilandasi oleh fondasi aqidah yang kokoh. Ibarat bangunan, karakter atau akhlak merupakan kesempurnaan dari bangunan tersebut setelah fondasi dan bangunannya kuat.




Pengembangan SDM

Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengolahan seluruh sumber daya yang ada di muka bumi. Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah di bumi untuk mengelolanya dan sumber daya yang ada di dalamnya demi kesejahteraan manusia sendiri, makhluk dan seluruh alam semesta, karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia. Al-Qur’an sendiri memberi concern khusus terhadap masalah sumber daya manusia, karena pada diri manusialah terdapat akal yang merupakan bagian dari eksistensi terpenting manusia. Tanpa adanya akal, manusia tidak berbeda dengan merupakan binatang. Dengan akal, manusia dapat berfikir yang dapat produksi pengetahuan, sehingga menjadikan manusia tahu. Dari pengetahuan itulah bangunan sains, teknologi dan sistem yang baik dapat memanaj sumber-sumber alam yang dikaruniakan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah kamu suka? Dukung blog ini ya.. :)