UNSUR-UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM ASBABUN NUZUL
1. Adanya peristiwa atau pertanyaan yang mendahului turunnya ayat.
2. Adanya tindak lanjut dari peristiwa itu.
3. Adanya obyek yang dituju.
4. Adanya kaitan yang erat antara peristiwa dengan materi ayat al-Qur’an yang diturunkan.
5. Terjadinya pada masa Rosulullah s.a.w. (dalam periode penurunan wahyu).
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU ASBABUN NUZUL
Sejak zaman sahabat pengetahuan tentang Asbabun Nuzul dipandang sangat penting untuk bisa memahami penafsiran Al-Qur’an yang benar. Karena itu mereka berusaha untuk mempelajari ilmu ini. Mereka bertanya kepada Nabi SAW tentang sebab-sebab turunya ayat atau kepada sahabat lain yang menjadi saksi sejarah turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan demikian pula para tabi’in yang datang kemudian, ketika mereka harus menafsirkan ayat-ayat hukum, mereka memerlukan pengetahuan Asbabun Nuzul agar tidak salah dalam mengambil kesimpulan. Dalam perkembangannya ilmu asbabun nuzul menjadi sangat urgen. Hal ini tak lepas dari jerih payah perjuangan para ulama’ yang mengkhususkan diri dalam upaya membahas segala ruang lingkup sebab nuzulnya Al-Qur’an. Diantaranya yang terkenal yaitu Ali bin Madini, Al-wahidy dengan kitabnya Asbabun Nuzul, Al-Ja’bary yang meringkas kitab Al wahidi, Syaikhul Islam Ibn Hajar yang mengarang sebuah kitab mengenai asbabun nuzul. Dan As-Suyuthi mengarang kitab Lubabun Nuqul fi Asbab An-Nuzul, sebuah kitab yang sangat memadai dan jelas serta belum ada yang mengarang.
FUNGSI ASBABUN NUZUL
1. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat-ayat Al-Qur’an.
2. Mengatasi keraguan ayat yang diduga memiliki keraguan umum.
3. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an.
4. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’an turun.
5. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta untuk memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya.
6. Penegasan bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT, bukan buatan manusia.
7. Penegasan bahwa Allah benar-benar memberi pengertian penuh pada Rasulullah dalam menjalankan misi risalahnya.
8. Mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam Al-Qur’an.
9. Seseorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau umum dan dalam keadaan bagaimana ayat aitu harus diterapkan.
10. Mengetahui hikmah disyariatkannya suatu hukum.
MANFAAT ATAU FAEDAH MEMPELAJARI ASBABUN NUZUL
1. Memudahkan Pemahaman Ayat
2. Mempelajari sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al Qur'an dapat membantu seseorang dalam memahami kandungan ayat lebih mendalam.
3. Memudahkan Pemahaman Hukum pada Ayat
4. Mempelajari sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al Qur'an juga dapat memberikan pemahaman yang tepat bahwa hukum yang dibawa oleh ayat itu adalah khusus untuk memberi penyelesaian peristiwa atau pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut.
5. Memudahkan Penghafalan Ayat
6. Mempelajari sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al Qur'an ternyata dapat membantu memudahkan penghafalan dan pemahaman ayat-ayat. Selain itu, juga dapat melekatkan ayat-ayat yang bersangkutan dalam hati orang-orang yang mendengarnya, bila ayat-ayat itu dibacakan.
MACAM-MACAM ASBABUN NUZUL
a. Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi(Cara dan Gaya menyusun kata)
Yang dipergunakan dalam Riwayat Asbab An-Nuzul
• Sharih (visionable/jelas)
• Muthamilah(impossible/kemungkinan)
b. Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Satu Asbab An-Nuzul
Berbilangnya Asbab an-Nuzul untuk satu ayat (Ta’addud al-Sabab wa Nazil al-Wahid)
Variasi ayat untuk satu sebab (Ta’addud al-Nazil wa As-sabab al-wahid)
LAFADZ DAN UNGKAPAN-UNGKAPAN ASBABUN NUZUL
Ada tiga ungkapan yang menunjukan asbabun nuzul suatu ayat. Dua diantaranya dapat dipastikan sebagai asbabun nuzul. Dan satu lainnya tidak secara pasti menunjukkan kepada asbabun nuzul, mungkin asbabun nuzul mungkin juga tidak. Ungkapan itu adalah sebagai berikut:
a. سبب نزول هذه الأية ( sebab turunnya ayat ini ialah....) Apabila suatu peristiwa didahului oleh ungkapan ini, maka tidak diragukan lagi bahwa peristiwa itu merupakan asbabun nuzul ayat yang disebut sebelumnya.
b. Tidak menggunakan kata سبب seperti diatas. Akan tetapi, menggunakan ungkapan فنزلت atau فَأَنْزَلَ الله, yang dimulai dengan fa setelah peristiwa dijelaskan. Hal ini tidak diragukan lagi bahwa peristiwa itu juga merupakan asbabun nuzul ayat bersangkutan.
c. Ungkapan kata yang tidak menggunaakan kata سبب dan juga tidak menggunakanف setelah peristiwa. Akan tetapi, ia menggunakan kata فِي sebelum menjelaskan peristiwa. Hal ini tidak dapat dikatakan asbabun nuzul secara pasti, tetapi ada dua kemungkinan, mungkin asbabun nuzul dan mungkin juga tidak.
Untuk menentukan peristiwa yang menjadi asbabun nuzul suatu ayat, ungkapan-ungkapan diatas pelu menjadi pertimbangan dan perhatian seorang mufassir. Artinya, seorang mufassir dalam mencari asbabun nuzul suatu ayat hendaklah merujuk kepada peristiwa yang mengandung ungkapan yang terdapat pada poin satu dan dua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apakah kamu suka? Dukung blog ini ya.. :)