» Fenomenologi Sebuah Pemaknaan Rasional
Pemaknaan rasional merupakan suatu gagasan yang lahir atau didapatkandenganmempelajari kecakapan berpikir dengan mengandalkan logika, yakni mengarah padajalanpemikiran yang lurus atau masuk akal, tepat, dan teratur.
Selain pemaknaan secara logik, pencarian kebenaran dalamrasionalismejugadilakukan melalui pemaknaan terhadap empirik etik. Kebenaran melalui pemaknaanterhadap empirik logik, merupakan produk dari pemberdayaan ketajaman dayafikirmanusia atas indikasi empirik sensual. Sementara itu empirik etik kebenarannya diperolehkarena ketajaman akal budi manusia dalam memberi makna ideal atas indikasi empiris. Rasionalitik mencari makna lewat bangunan rasional grand concepts yang memayungi data objek spesifik.
» Fungsi Pemaknaan Rasional
- Membantu setiap orang berpikir kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren.
- Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
- Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
- Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
- Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan, serta kesesatan.
- Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
» Integralisasi Metode Burhani dengan Fenomenologi
Sistem pengetahuan Burhani mengandaikan metodologi dan rasionalisasi denganmempertahankan kekuatan alam manusia dalam bentuk indera, pengalaman, dan akal untukmencapai pengetahuan dan kebenaran tersebut.
11 Sistem pengetahuan burhani dapat dibagi menjadi dua hal pokok yaitu:
1) Makna dan Kata
Bagi burhaniyun yang menggunkan filsafat sebagai kerangka berfikir, melihat bahwa pada hakikatnya yang universal akan menempatkan makna pada posisi otoritas, sedangkan bahasa yang bersifat partikular hanya sebagai penegasan atau ekspresinya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh al- Farabi bahwa makna datang lebih dahuludari pada kata, sebab makna datang dari sebuah pengkonsepsian intelektual yangberadadalam tataran pemikiran atau rasio yang kemudian diaktualisasikan dalamkata-kata. Al-Farabi memberikan pengandaian bahwa seandainya konsepsi intelektual itu letaknyadalam kata-kata itu sendiri, maka yang lahir selanjutnya bukanlah makna- makna dan pemikiran baru, tetapi kata-kata yang baru.
2) Silogisme Demotratif atau Qiyas Burhani
Silogisme demotratif atau qiyas burhani, berasal daribahasa Yunani yaitu sullogismos yang terbentuk dari kata sullegein; artinya mengumpulkan, yang menunjukkan pada kelompok, penghitung dan penarikan kesimpulan. Kata tersebut jika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi qiyas atau proposisi (qadiyyah) yangdisebut premis, kemudian dirumuskan hubungannya dengan bantuan terminus medius atau term tengah untuk menuju kepada sebuah konsklusi yang meyakinkan.
Jika silogisme demonstratif atau qiyas burhani, adalah silogisme yang premis-premisnya terbentuk dari konsep-konsep yang benar, meyakinkan, sesuai dengan realitas empiris yang bukan nass atau teks dan diterima oleh akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apakah kamu suka? Dukung blog ini ya.. :)