A. Pengertian dan Perkembangan Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Psikologi memiliki tujuan langsung untuk memahami individu dan kelompok dengan memperhatikan prinsip pribadi dan meneliti kasus spesifik. Seseorang yang ahli di bidang psikologi atau menjadi peneliti psikologi disebut psikolog dan dapat diklasifikasikan menjadi ilmuwan sosial, perilaku, atau kognitif. Psikolog berusaha untuk memahami perubahan fungsi mental dalam individu dan perilaku sosial.
Edward Bradford Titchener (1867-1927) mencoba menyebarluaskan ajaran-ajaran Wundt ke Amerika. Akan tetapi, orang Amerika yang terkenal praktis dan pragmatis kurang suka pada teori Wundt yang dianggap terlalu abstrak dan kurang dapat diterapkan secara langsung dalam kenyataan. Mereka kemudian membentuk aliran sendiri yang disebut Fungsionalisme dengan tokoh-tokohnya yakni William James (1842-1910) dan James Mc Keen Cattel (1866-1944). Aliran ini lebih mengutamakan fungsi-fungsi jiwa dari pada mempelajari strukturnya. Ditemukannya teknik evaluasi psikologi (sekarang psikotest) oleh Cattel merupakan bukti betapa pragmatisnya orang-orang Amerika.
Di Eropa muncul juga reaksi terhadap Wundt dari aliran Gestalt. Aliran Gestalt menolak ajaran elementisme Wundt dan berpendapat bahwa gejala kejiwaan (khususnya persepsi, yang banyak diteliti aliran ini) haruslah dilihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh (suatu gestalt) yang tidak terpecah dalam bagian-bagian. Diantara tokohnya adalah Max Wertheimer (1880- 1943), Kurt Koffka (1886-1941), Wolfgang Kohler (1887-1967) .Di Leipzig, pada tahun 1924 Krueger memperkenalkan istilah Ganzheit (berasal dari kata da Ganze yang berarti keseluruhan).
Perkembangan lebih lanjut dari psikologi Gestalt adalah munculnya “Teori Medan (Field Theory)” dari Kurt Lewin (1890-1947). Mulanya Lewin tertarik pada faham Gestalt, tetapi kemudian ia mengeritiknya karena dianggap tidak memadai. Namun demikian, berkat Lerwin, sebagai perkembangan lebih lanjut di Amerika Serikat lahir aliran “Psikologi Kognitif” yang merupakan perpaduan antara aliran Behaviorisme yang tahun 1940-an sudah ada di Amerika dengan aliran Gestalt yang dibawa oleh Lewin. Aliran psikologi Kognitif sangat menitikberatkan proses-proses sentral (seperti sikap, ide, dan harapan) dalam mewujudkan tingkah laku.
Di Indonesia perkembangan psikologi dimulai pada tahun 1953 yang dipelopori oleh Slamet Iman Santoso dengan mendirikan lembaga pendidikan psikologi pertama yang mandiri dan pada tahun 1960 lembaga tersebut sejajar dengan fakultas-fakultas lain di Universitas Indonesia dan kemudian dikembangkan di UNPAD dan UGM. Seperti psikologi di barat yang memiliki sejarah yang rumit, begitu pula psikologi di indonesia. Tetapi psikologi di barat tidak selalu dapat di terapkan di indonesia, bahkan psikologi yang ada di indonesia belum tentu dapat berlaku pada etnik lainnya, misalnya standar IQ dari Wescsler-Bellevue yang berlaku di negaranagara barat tidak berlaku umum di indonesia. Lebih lanjut lagi, standar yang berlaku bagi golongan etnik atau kelas sosial tertentu di indonesia belum tentu berlaku bagi golongan atau etnik lainnya.
Belakangan ini kemajuan psikologi semakin pesat, ini terbukti dengan bermunculannya tokoh-tokoh baru, misalnya BF Skinner (pendekatan behavioristik), Maslow (teori aktualisasi diri) Roger Wolcott (teori belahan otak), Albert Bandura (social learning teory), Daniel Goleman (kecerdasan emosi), Howard Gadner (multiple intelligences) dan sebagainya. Dan perkembangan psikologi sekarang menuju psikologi yang kontemporer sesuai dengan perkembangan zaman, muncul teori-teori baru dan aliran-aliran baru seperti Psikologi Lintas Budaya (cross cultur psychology), Psikologi Indgeneus (Indegeneous Psychology), dan Psikologi Positif (Positive Psychology).
B. Psikologi Dalam Konsep Islam
Para ilmuwan Psikolog Muslim mencoba membangun perspektif Islam terhadap konsep-konsep psikologi modern. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa islam adalah sumber pedoman, pandangan dan tata nilai kehidupan bagi manusia, dan dalam Al-Qur‘an sendiri banyak mengungkap tentang konsep manusia. Agama Islam merupakan agama yang mengutamakan ilmu pengetahuan, terbukti dengan ayat pertama turun kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang berisi perintah membaca dan menulis dan Al-Qur‘an adalah kitab yang berisi ilmu pengetahuan dan merupakan sumber ilmu pengetahuan. Dengan demikian, Islam dapat dipandang sebagai pisau analisis untuk membedah teori-teori psikologi modern.
Dalam sudut pandang Islam, manusia bertindak dengan kemauan bebas dan di sisi lain Islam memandang manusia dituntun oleh akal dan hati nuraninya, seperti yang terkandung dalam QS. Al-Kahfi 18:29 : “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin percaya(beriman) hendaklah ia percaya (beriman) dan barang siapa yang menghendaki kafir biarlah dia kafir.” (QS. Al-Kahfi 18:29).
Membangun konsep psikologi berdasarkan Islam adalah suatu upaya yang paling orisinal dan paling menantang, karena ada usaha untuk menghadirkan perspektif baru dalam memahami manusia secara psikologis. Dalam ajaran Islam, cara untuk memahami manusia dan alam semesta dapat dilakukan melalui dua pintu, yaitu ayat kauniah dan ayat qauliyah. Untuk memahami manusia dan mengenali manusia kita tidak semata-mata menggunakan teks al-Qur‘an dan al-Hadits (ayat qauliyah), tapi juga dengan menggunakan, memikirkan, dan merefleksikan kejadian-kejadian yang berada di alam semesta dan yang terjadi pada diri manusia (ayat kauniah) dengan menggunakan akal, indra dan intuisi.
C. Teori Psikologi Islam
(Gleitman, Groos, dan Reisberg, 2011:1) mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan. Sedangkan pengertian islam secara bahasa berasal dari kata aslama - yuslimu – islāman yang bermakna untuk menerima, menyerah atau tunduk dan dalam pengertian yang lebih jauh taat kepada Tuhan.
Dengan merujuk pada penjelasan diaatas maka dapat disimpulkan bahwa psikologi islam adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang jiwa dan perilaku manusia dan bagaimana cara penaggulangannya berdasarkan sumber yang tidak mengakui banyak Tuhan dan berpedoman pada ayat-ayat Ilahi (Al-Qur’an) serta hadits Rasulullah saw. ditambah dengan pendapat-pendapat ulama.
Objek dari psikologi islam adalah manusia. Jadi psikologi islam adalah ilmu tentang manusia, khususnya tentang kepribadian manusia yang meliputi aspek teori, filsafat, metodologi dan penedekatan masalah yang berdasarkan kepada sumber formal islam (alQuran dan as-Summah), akal, panca indra dan intuisi.
D. Teori Psikologi Barat
Para ahli psikologi Barat telah sepakat mendefinisikan ilmu Psikologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Mereka mengambil istilah perilaku sedangkan orang awam menganggap bahwa ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan jiwa. Hal tersebut dikarenakan ilmu pengetahuan sangat bergantung pada empirisme, maka jiwa yang kasat mata tentu mustahil untuk dipelajari. Oleh sebab itu, perilaku yang dianggap sebagai manifestasi jiwa dapat dijadikan alternatif untuk mempelajari kondisi kejiwaan manusia. Alhasil, ilmu psikologi berkembang pesat setelah melepaskan diri dari filsafat ketika Wilhelm Wundt membangun sebuah laboratorium di Leipzig.
Terdapat perbedaan mendasar antara psikologi barat dan Psikologi Islam. Perbedaan tersebut, dapat dilihat dari beberapa konsep dasar psikologi barat, yaitu:
• Psikologi Fisiologi
Psikologi Barat yang memusatkan perhatiannya pada aspek jismia adalah fisiologi (physisiologi pshychology), psikologi ini membahas tentang tingkah laku manusia berdasarkan kajian terhadap sistem saraf dan fungsi kelenjar manusia. Pusat sistem syaraf tersebut adalah di otak dan sumsung tulang belakang. Psikologi ini mengkhususkan pada perhatian pada menghubungkan perilaku dengan hal-hal yang terjadi di dalam tubuh, terutama dalam otak dan system syaraf.
• Psikoanalisa
Psikoanalisa memandang perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh masa lalu, ketidak sadaran, dan dorongan-dorongan biologis (nafsu-nafsu), yang selalu menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi. Jadi psikoanalisa memandang manusia adalah buruk, liar, kejam, non etis, egois, sarat nafsu, dan bertuhan kepada kenikmatan jasmani.
• Behaviorisme
Menurut Hanna Djumhana Bastaman bahwa psikologi ini memberikan memberikan kontribusi penting dengan ditemukannya asas-asas perubahan perilaku yang banyak diamalkan dalam kegiatan pendidikan, psikoterapi, pembentukan akhlak, perubahan sikap dan penertiban sosial melalui law enforcement.
• Psikologi Humanistik
Pandangan psikologi yang sering dikelompokkan ke dalam psikologi humanistik, dengan ini menemukan dimensi lain pada diri manusia di samping dimensi raga (somatis) dan dimensi kejiwaan (psikis), yaitu dimensi neotik (neotic) atau sering juga disebut dimensi keruhanian (spiritual). Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai kesatuan raga, jiwa, rohani yang tak terpisahkan. Selain itu logoterapi menganggap hasrat untuk hidup bermakna adalah motivasi utama manusia dan bila seorang berhasil memenuhinya akan menjadikan hidupnya bermakna dan bahagia. Sebaliknya bila ia tak mampu memenuhi arti hidupnya akan menyebabkan hidupnya hampa tak bermakna.
E. Pendekatan Psikologi Dalam Studi Islam
Psikologi Islami memandang bahwa manusia selalu dalam proses berhubungan dengan alam, manusia, dan Tuhan. Hubungan manusia dengan alam sangat diperlukan untuk menghargai dan menghormati terhadap ciptaannya sehingga manusia mampu menjaga lingkungan yang baik. Sedangkan hubungan manusia dengan sesamanya yaitu menjaga dan melindungi harga dan martabat sebagai manusia, karena manusia diciptakan sama, maka sikap dan tindakan jangan sampai mengakibatkan perpecahan dan permusuhan. Sementara manusia dengan Tuhan tiada lain untuk menciptakan hubungan penghambaan yang baik, karena manusia diciptakan oleh Allah Swt dengan penuh kasih sayang.
Islam berpendapat bahwa hidup manusia di dunia ini tidak bisa terlepas dari hidup manusia di akhirat. Bahwa lebih dari itu, corak hidup manusia di dunia ini menentukan corak hidupnya di akhirat kelak. Prinsip-prinsip ajaran tersebut harus dilakukan oleh umat Islam untuk mengembangkan kesadaran spritual untuk meningkatkan kualitas dan potensi hidup secara Islami. Semangat konsep psikologis humanistik mengisi dan mengembangkan bahkan mengkritik konsep-konsep barat yang cenderung mengedepankan konsep pemisahan agama dengan ilmu pengetahuan.
Manusia tidak dibebaskan begitu saja tanpa adanya pergerakan hati mereka untuk memilih. Setiap manusia dilahirkan sebagai muslim pada saat awal penciptaannya. Manusia adalah sekumpulan kontradiksi, yaitu diciptakan secara fitrah dalam keadaan beriman tetapi mereka juga memiliki kecenderungan untuk mengikuti al-Nafs atau keinginan jasmaninya. Keadaan ini justru merupakan kekuatan besar untuk melaksanakan tugas sebagai hamba dan khalifah karena akan mudah menerima ajaran agama yaitu Islam, suatu agama yang sesuai dengan fitrah kejadian manusia, agama yang mengatur hubungan manusia dan Tuhan, manusia dengan sesamannya dan manusia dengan alam lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apakah kamu suka? Dukung blog ini ya.. :)